LAPORAN PRAKTIKUM
STRUKTUR PERKEMBANGAN
TUMBUHAN II
PERCOBAAN
VII
KECEPATAN FOTOSINTESIS
NAMA : ERVIANI LESTARI
NIM : H411 09
271
KELOMPOK : IV
(EMPAT)
ASISTEN : ANDI DARMAWANSYAH
LABORATORIUM
BOTANI JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
MAKASSAR
2011
BAB
I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Fotosintesis merupakan
suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan, untuk memproduksi energi dengan
memanfaatkan energi cahaya. Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energi
yang dihasilkan dalam fotosintesis ini dan
akhirnya fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi.
Fotosintesis juga berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di
atmosfer bumi (Wikipedia,
2011).
Klorofil adalah pigmen
hijau fotosintetis yang terdapat dalam tanaman, Algae
dan Cynobacteria. Nama chlorophyl berasal dari bahasa
Yunani kuno choloros= green
(hijau), and phyllon= leaf (daun). Fungsi krolofil pada tanaman adalah menyerap energi dari sinar matahari
untuk digunakan dalam proses fotosintetis yaitu suatu
proses biokimia dimana tanaman mensintesis karbohidrat (gula menjadi pati), dari gas karbon dioksida dan air dengan
bantuan sinar matahari (Latunra,
2011).
Fotosintesis yang
dilakukan tumbuhan terjadi
dalam bagian daun dari tumbuhan itu
sendiri yaitu
bagian yang mengandung klorofil. Selain itu ada pula bagian dari dalam daun
yang berperan dalam proses terjadinya fotosintesis tersebut yaitu stoma. Stoma
merupakan mulut daun yang dalam fotosintesis ini berfungsi menangkap
karbondioksida dari lingkungan yang berikutnya digunakan sebagai bahan
fotosintesis (Diana, 2011).
Berdasarkan hal di atas maka dilakukanlah percobaan ini untuk melihat kecepatan
fotosintesis pada tanaman Hydrilla.
I.2
Tujuan
Untuk mengetahui
pengaruh cahaya terhadap kecepatan
fotosintesis dengan mengukur oksigen yang dihasilkan oleh tanaman Hydrilla.
I.3
Waktu dan Tempat
Percobaan
ini berlangsung pada hari Selasa,
11 Mei 2011, pada pukul 13.30-15.30 WITA, bertempat di Laboratorium Botani, Jurusan Biologi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar.
TINJAUAN
PUSTAKA
Fotosintesis adalah suatu
proses yang hanya terjadi pada tumbuhan yang berklorofil dan bakteri fotosintetik, dimana energi
matahari (dalam bentuk foton) ditangkap dan diubah
menjadi energi kimia (ATP dan NADPH). Energi kimia ini akan digunakan untuk fotosintesa karbohidrat dari air
dan karbon dioksida. Jadi, seluruh molekul organik
lainnya dari tanaman disintesa dari energi dan adanya organisme hidup lainnya tergantung pada kemampuan
tumbuhan atau bakteri fotosintetik untuk berfotosintesis (Latunra, 2011).
Fotosintesis berasal
dari kata foton yang berarti cahaya, dan sintesis yang berarti menyusun.Jadi
fotosintesis dapat diartikan sebagai suatu penyusunan senyawa kimia kompleks
yang memerlukan energi cahaya. Sumber energi cahaya alami adalah matahari.
Proses ini dapat berlangsung karena adanya suatu pigmen tertentu dengan bahan
CO2 dan H2O. Cahaya matahari terdiri atas beberapa spektrum, masing-masing
spektrum mempunyai panjang gelombang berbeda, sehingga pengaruhnya terhadap
proses fotosintesis juga berbeda (Salisbury dan Ross, 1995).
Fotosintesis adalah proses biologi yang kompleks,
proses ini menggunakan energi dan cahaya matahari yang dapat dimanfaatkan oleh
klorofil yang terdapat dalam kloroplas. Seperti halnya mitokondria, kloroplas
mempunyai membran luar dan membran dalam. Membran dalam mengelilingi suatu
stroma yang mengandung enzim-enzim tang larut dalam struktur membran yang
disebut tilakoid. Proses fotosintesis dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain air (H2O), konsentrasi CO2, suhu, umur daun, translokasi karbohidrat, dan
cahaya. Tetapi yang menjadi faktor utama fotosintesis agar dapat berlangsung
adalah cahaya, air, dan karbondioksida (Kimball, 1992).
Berbeda dengan
organisme heterotrof, organisme autotrof menggunakan energi yang berasal dari
oksidasi dan zat-zat organik tertentu. Organisme yang demikian disebut
kemoautotrof, karena menggunakan zat – zat kimiawi dalam memproduksi senyawa
organik dari senyawa non-organik. Sedangkan peristiwa fotosintesis sendiri
dilakukan oleh organisme autotrof yang seringkali disebut dengan organisme
fotoautotrof, karena dalam proses pembentukan senyawa organiknya menggunakan
energi yang berasal dari cahaya matahari (Kimball,
1992).
Beberapa faktor
yang menentukan kecepatan fotosintesis (Diana, 2011):
1.
Cahaya
Komponen-komponen
cahaya yang mempengaruhi kecepatan laju fotosintesis adalah intensitas,
kualitas dan lama penyinaran. Intensitas adalah banyaknya cahaya matahari yang
diterima sedangkan kualitas adalah panjang gelombang cahaya yang efektif untuk
terjadinya fotosintesis.
2.
Konsentrasi
karbondioksida
Semakin banyak
karbondioksida di udara, makin banyak jumlah bahan yang dapat digunakan
tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis.
3.
Suhu
Enzim-enzim
yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada suhu
optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring dengan meningkatnya
suhu hingga batas toleransi enzim.
4.
Kadar air
Kekurangan air
atau kekeringan menyebabkan stomata menutup, menghambat penyerapan karbon
dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis.
5.
Kadar fotosintat
(hasil fotosintesis)
Jika kadar
fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan naik. Bila
kadar fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju fotosintesis akan
berkurang.
6.
Tahap
pertumbuhan
Penelitian
menunjukkan bahwa laju fotosintesis jauh lebih tinggi pada tumbuhan yang sedang
berkecambah ketimbang tumbuhan dewasa. Hal ini mungkin dikarenakan tumbuhan
berkecambah memerlukan lebih banyak energi dan makanan untuk tumbuh.
Fotosintesis sering
didefinisikan sebagai suatu proses pembentukan karbohidrat dan karbondioksida
serta air yang dilakukan sel-sel yang berklorofil dengan adanya cahaya matahari
yang disebabkan oleh oksigen (O2). Ada juga yang mengartikan
fotosintesis dengan suatu peristiwa pengolahan atau pemasakan makanan yang
terjadi pada daun dengan bantuan cahaya matahari (Kimball,
1992).
Laju fotosintesis
berbagai spesies tumbuhan yang tumbuh pada berbagai daerah yang berbeda seperti gurun
kering, puncak gunung, dan hutan hujan tropika, sangat
berbeda. Perbedaan ini sebagian disebabkan oleh adanya keragaman cahaya, suhu, dan ketersediaan air, tapi tiap
spesies menunjukkan perbedaan yang besar pada kondisi khusus yang optimum bagi mereka.
Spesies yang tumbuh pada lingkungan yang
kaya sumberdaya mempunyai kapasitas fotosintesis yang jauh lebih tinggi daripada spesies yang tumbuh pada
lingkungan dengan persediaan air, hara, dan cahaya
yang terbatas (Salisbury dan Ross, 1995).
Pada tumbuhan, organ
utama tempat berlangsungnya fotosintesis adalah daun. Namun secara umum, semua
sel yang memiliki kloroplast berpotensi untuk melangsungkan reaksi ini. Di
organel inilah tempat berlangsungnya fotosintesis, tepatnya pada bagian stroma.
Hasil fotosintesis (disebut fotosintat) biasanya dikirim ke jaringan-jaringan
terdekat terlebih dahulu. Pada dasarnya, rangkaian reaksi fotosintesis dapat
dibagi menjadi dua bagian utama: reaksi terang (karena memerlukan cahaya) dan
reaksi gelap (tidak memerlukan cahaya tetapi memerlukan karbon dioksida) (Aldy, 2011).
Reaksi terang adalah
proses untuk menghasilkan ATP dan reduksi NADPH2. Reaksi ini memerlukan molekul
air. Proses diawali dengan penangkapan foton oleh pigmen sebagai antena. Pigmen
klorofil menyerap lebih banyak cahaya terlihat pada warna biru (400-450
nanometer) dan merah (650-700 nanometer) dibandingkan hijau (500-600
nanometer). Cahaya hijau ini akan dipantulkan dan ditangkap oleh mata kita
sehingga menimbulkan sensasi bahwa daun berwarna hijau. Fotosintesis akan
menghasilkan lebih banyak energi pada gelombang cahaya dengan panjang tertentu.
Hal ini karena panjang gelombang yang pendek menyimpan lebih banyak energi. Di
dalam daun, cahaya akan diserap oleh molekul klorofil untuk dikumpulkan pada
pusat-pusat reaksi. Tumbuhan memiliki dua jenis pigmen yang berfungsi aktif
sebagai pusat reaksi atau fotosistem yaitu fotosistem II dan fotosistem I.
Fotosistem II terdiri dari molekul klorofil yang menyerap cahaya dengan panjang
gelombang 680 nanometer, sedangkan fotosistem I 700 nanometer. Kedua fotosistem
ini akan bekerja secara simultan dalam fotosintesis, seperti dua baterai dalam
senter yang bekerja saling memperkuat (Aldy, 2011).
Fotosintesis dimulai
ketika cahaya mengionisasi molekul klorofil pada fotosistem II, membuatnya
melepaskan elektron yang akan ditransfer sepanjang rantai transpor elektron.
Energi dari elektron ini digunakan untuk fotofosforilasi yang menghasilkan ATP,
satuan pertukaran energi dalam sel. Reaksi ini menyebabkan fotosistem II
mengalami defisit atau kekurangan elektron yang harus segera diganti. Pada tumbuhan
dan alga, kekurangan elektron ini dipenuhi oleh elektron dari hasil ionisasi
air yang terjadi bersamaan dengan ionisasi klorofil. Hasil ionisasi air ini
adalah elektron dan oksigen. Oksigen dari proses fotosintesis hanya dihasilkan
dari air, bukan dari karbon dioksida. Pendapat ini pertama kali diungkapkan
oleh C.B. van Neil yang mempelajari bakteri fotosintetik pada tahun 1930-an.
Bakteri fotosintetik, selain sianobakteri, menggunakan tidak menghasilkan
oksigen karena menggunakan ionisasi sulfida atau hydrogen (Aldy, 2011).
Pada saat yang sama
dengan ionisasi fotosistem II, cahaya juga mengionisasi fotosistem I,
melepaskan elektron yang ditransfer sepanjang rantai transpor elektron yang
akhirnya mereduksi NADP menjadi NADPH (Aldy, 2011).
Pada reaksi gelap,
ATP dan NADPH yang dihasilkan dalam proses fotosintesis memicu berbagai proses
biokimia. Pada tumbuhan proses biokimia yang terpicu adalah siklus Calvin yang
mengikat karbon dioksida untuk membentuk ribulosa (dan kemudian menjadi gula
seperti glukosa). Reaksi ini disebut reaksi gelap karena tidak bergantung pada
ada tidaknya cahaya sehingga dapat terjadi meskipun dalam keadaan gelap (tanpa
cahaya) (Aldy, 2011).
DAFTAR PUSTAKA
Aldy, 2011. Reaksi-Reaksi Pada Fotosintesis. http://aldibiologi.wordpress.com. Diakses
pada tanggal 11 Mei
2011,
pukul 17.00 WITA.
Diana, Nur, 2011. Fotosintesis.
http://fotosintesis.blogspot.com. Diakses pada tanggal
11 Mei
2011,
pukul 17.00 WITA.
Kimball,
John W.,
1992. Biologi Umum. Erlangga,
Jakarta.
Latunra, A. Ilham, 2011. Penuntun Praktikum Struktur Perkembangan Tumbuhan II. Universitas
Hasanuddin
Press, Makassar.
Salisbury,
F. B.,
dan C. W. Ross, 1995. Fisiologi
Tumbuhan Jilid 2. ITB Press, Bandung.
Wikipedia, 2011. Fotosintesis.
http://id.wikipedia.org/. Diakses pada tanggal 11 Mei
2011, pukul 17.00 WITA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar