LAPORAN PRAKTIKUM
STRUKTUR DAN
PERKEMBANGAN TUMBUHAN II
PRCOBAAN
II
KURVA
SIGMOID PERTUMBUHAN
NAMA : ERVIANI LESTARI
NIM : H41109271
KELOMPOK : IV (EMPAT)
ASISTEN : ANDI DARMAWANSYAH
LABORATORIUM BOTANI JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2011
BAB I
PENDAHULUAN
I.1
Latar belakang
Proses
pertumbuhan merupakan hal yang lazim bagi setiap tumbuhan. Pada umumnya daerah
pertumbuhan terletak pada bagian bawah meristem apikal dari tunas dan akar.
Pada beberapa jenis tumbuhan, daerah pertumbuhannya terletak pada bagian atas
setiap buku-buku. Pertumbuhan juga terjadi dibagian lainnya seperti didalam
daun dimana sel-sel membesar sampai pada tingkat tertentu Dalam proses pertumbuahn terjadi penambahan
volume yang signifikan. Seiring berjalannya waktu pertumbuahan suatu tanaman
terus bertamabah. Proses tumbuh sendiri dapat dilihat pada selang waktu
tertentu , dimanba setiap pertumbuahan tanaman akan menunjukkan suatu perubahan
dan dapat dinyatakan dalam bentuk kurva atau diagaram (Latunra, 2011).
Laju pertumbuhan suatu tumbuhan atau
bagiannya berubah menurut waktu. Oleh karena itu. Bila laju tumbuh di gambarkan
dengan suatu grafik, dengan laju tumbuh ordinat dan waktu pada absisi, maka
grafik itu merupakan suatu kurva berbentuk huruf s atau kurva sigmoid. Kurva
sigmoid ini berlaku bagi tumbuhan lengkap, bagian-bagiannya ataupun selnya
(Latunra 2011).
I.2.
Tujuan
Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah untuk mengamati laju
tumbuh daun sejak dari embrio dalam biji hingga mencapai ukuran tetap pada
tanaman kacang merah Phaseolus vulgaris.
I.3
Waktu dan Tempat
Percobaan ini
dilaksanakan pada hari sabtu, tanggal 23
April 2011, pada pukul 08.00-11.00 WITA, bertempat di Laboratorium Botani,
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Hasanuddin, Makassar dan pengamatan dilakukan selama 14 hari .
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Suatu hasil pengamatan pertumbuhan tanaman yang paling
sering dijumpai khususnya pada tanaman setahuun adalah biomassa tanaman yang
menunjukkan pertambahan mengikuti bentuk S dengan waktu, yang dikenal dengan
model sigmoid. Biomassa tanaman mula-mula (pada awal pertumbuhan) meningkat
perlahan, kemudian cepat dan akhirnya perlahan sampai konstan dengan
pertambahan umur tanaman. Liku demikian dapat simetris,yaitu setengah bagian
pangkal sebanding dengan setengah bagian ujung jika titik belok terletak
diantara dua asimptot. Seorang ilmuan akan tidak menerima begitu saja kenyataan
tersebut, tetapi mengajukan pertanyaan mengenai proses atau mekanisme yang
mengajukan pertanyaan mengenai proses atau mekanisme yang membuat hubungan
biomassa dengan waktu demikian, dan faktor-faktor yang mengendalikannya (Bhima,
2010).
Sebagai jawaban dari pertanyaan tersebut beberapa pertanyaan
kemudian akan muncul seperti apakah itu karena faktor X,Y dan Z. Apakah itu
karena hubungan yang demikian di antara faktor-faktor tersebut. Faktor-faktor
dan proses atau hubungan diantara satu dengan faktor lain, hipotatik akan
dilahirkan yaitu yang mendapatkan dukungan paling kuat (sesuai fakta yang
tersedia). Faktor dan hubungan yang ditempatkan tersebut kemudian ditampilkan
secara bersama dalam suatu bentuk bahasa matematik yaitu model matematik.
Berbagai model pertumbuhan telah dikembangkan atas dasar pendekatan ini. Yang
dikenal dengan istilah model mekanistik dan yang umum dijumpai . Model tersebut
yang biasanya merupakan hasil integrasi dari persamaan differensial akan
diturunkan dari persamaan sederhana. Beberapa cara tersedia dalam pendekatan
kepada sistem seperti sistem tanaman dengan produk biomassa yang meningkat
secara sigmoid dengan waktu untuk mendapatkan faktor-faktor dan proses
hipotetik. Menerapkan fenomena yang sudah dikenal cukup baik kepada suatu
sistem yang sedang dipelajari merupakan suatu pendekatan yang umum dilakukan.
Sehubungan dengan hal ini tanaman dalam pertumbuhannya dapat dipandang pada
tahap awal sebagai suatu sistem yang berbentuk ruangan (kompartemen) yang
dibagi dua oleh dua sekat pemisah yang lolos air dan kedap zat tertentu
contohnya Iodium. Untuk sistem tanaman suatu kompertemen dapat dianggap sebagai
tempat substrad dan kompertemen lain sebagai tempat produk yang dapat berupa
senyawa organik atau biomassa (berat kering) jaringan, organ atau keseluruhan
tumbuhan (Sitompul,1995).
Banyak peneliti merajahkan ukuran atau bobot organisme
terhadap waktu dan ini menghasilkan kurva pertumbuhan. Sering, kurva tersebut
dapat dijelaskan dengan fungsi matematika yang sederhana misalnya garis lurus
atau kurva berbentuk S yang sederhana. Walaupun proses metabolik dan proses
fisika yang menghasilkan kurva pertumbuhan terlalu rumit untuk dijelaskan
dengan menggunakan model sederhana., kurva sederhana sering berguna berguna
dalamperujukan berbagai data yang terukur. Lagipula, koefisien yang harus
dimasukkan agar persamaan cocok dengan kurva dapat digunakan untuk
mengelompokkan efek suatu perlakuan dalam percobaan. Kurva pertumbuhan
berbentuk S (sigmoid) yang ideal yang dihasilkan oleh banyak tumbuhan setahun
dan beberapa bagian tertentu dari tumbuhan setahun maupun bertahunan, Pada fase
logaritmik ukuran (V) bertambah secara eksponensial sejalan dengan waktu (t).
Ini berarti laju kurva pertumbuhan (dV/dt) lambat pada awalnya. Tetapi kemudian
meningkat terus. Laju berbanding lurus dengan organisme, semakin besar
organisme semakin cepat ia tumbuh (Bhima, 2010).
Fase pertumbuhan logaritmik juga menunjukkan sel tunggal.
Fase ini adalah fase dimana tumbuhan tumbuh secara lambat dan cenderung
singkat. Pada fase linier, pertambahan ukuran berlangsung secara konstan,
biasanya pada waktu maksimum selama beberapa waktu lamanya. Laju pertumbuhan
ditunjukkan oleh kemiringan yang konstan pada bagian atas kurva tinggi tanaman
oleh bagian mendatar kurva laju tumbuh dibagian bawah. Fase senescence
ditunjukkan oleh laju pertumbuhan yang menurun saat tumbuhan sudah mencapai
kematangan dan mulai menua. (Salisbury dan Ross, 1995).
Kurva sigmoid ini erat sekali hubungannya dengan
pertumbuhan.Umumya daerah pertumbuhan terletak pada bagian bawah mesitem apikal
dari tunas akar. Pada rerumputan dan monokotil lainnya daerah pertumbuhan
terletak di bagian atas tiap-tiap buku atau nodus. Pertumbuhan jiga terjadi
pada bagian-bagian lainnya misalnya pada daun sel-sel akan membesar pada batas
tertentu. Pertumbuhan lateral terjadi dengan membesarnya sel-sel yang terletak
pada sisi-sisi jaringan kambium. Pertumbuhan bagian pucuk dan akar disebabkan
adanya pembentukan sel-sel baru oleh jaringan meristematik (embrionik) pada
titk tumbuh diikuti dengan pertumbuhan dan differensiasi sel-selnya,bila mana
tumbuhan mencapai ukuran dewasa maka terbentuk bunga (Garner, 1999).
Pertumbuhan itu lebih mudah digambarkan dari pada di
defenisikan. Pertumbuhan berarti pembelahan sel dan pembesaran sel. Kedua
proses ini memerlukan sintesis protein dan merupakan proses yang tidak dapat
berbalik. Proses differensiasi seringkali dianggap pertumbuhan. Pertumbuhan
tanaman memerlukan proses differensiasi. Pertumbuhan tanaman di tunjukkan oleh
pertambahan ukuran dan berat kering yang tidak dapat balik. Pertambahan ukuran
dan dari suatu organisme mencerminkan bertambahnya protoplasma, yang tejadi
karna baik ukuran sel maupun jumlahnya bertambah. Pertambahan ukuran sel
mempunyai batas yang diakibatkan hubungan antar voleme dan luas permukaan.
Proses-proses pembelahan sel menentukan dasar untuk pertumbuhan akan tetapi
pembelahan sel adalah proses-proses yang diatur secara biokimia, dan tidaklah
perlu selalu diatur langsung oleh hubungan antara volume dan luas permukaannya
(Bhima, 2010).
Pembuatan kurva sigmoid atau laju pertumbuhan ini juga
dipengaruhi oleh beberapa factor tumbuh, misalnya (Bhima. 2010) :
Faktor Eksternal :
1.
Iklim:Cahaya,temperature,air,panjang hari,angina dan gas.
2. Edafatik
(tanah):tekstur,struktur,bahan organic,dan kapasitas pertukaran kation.
3.
Biologi yaitu gulma, serangga, organisme penyebab penyakit, nematode, macam-macam
tipe herbivora, dan mikroorganisme tanah.
Faktor internal:
1.
Ketahanan terhadap tekanan iklim,tanah dan biologis.
2.
Laju fotosintesis.
3.
Respirasi
4. Klorofil,karotein,
dan kandungan pigmen lainnya.
5. Pembagian
hasil asimilasi N.
6. Tipe
dan letak merisitem.
7.
Kapasitas untuk menyimpan cadangan makanan.
8. Aktivitas
enzim.
9. Pengaruh
langsung gen ( Heterosis, epistasi ).
10.
Differensiasi.
Dengan adanya faktor pertumbuhan internal dan eksternal ini
dapat dikatakan bahwa faktor-faktor ini juga ikut berperan penting dalam penentuan
fase pertumbuhan pada tanaman. Yang akan digambarkan dalam kurva matematisnya
(Bhima, 2010).
BAB
III
METODE
PERCOBAAN
III.1 Alat Percobaan
Alat yang digunakan pada percobaan
ini adalah silet, penggaris dan
toples dan polybag.
III.2 Bahan Percobaan
Bahan yang
digunakan dalam prcobaan ini adalah kecambah kacang merah Phaseolus vulgaris, air, dan tanah.
III.3 Cara Kerja
Adapun cara
kerja dari percobaan ini adalah :
1.
Merendam
biji kacang merah sebanyak 12 buah selama 2 jam di dalam toples yang berisi
air.
2.
Setelah
2 jam merendam, menagmbil 3 biji kacang merah kemudian membuka kotiledonnya,
mengukur panjang pada embrionya dengan menggunakan penggaris lalu menghitung
nilai rata-ratanya.
3.
Menanam
9 biji kacang merah yang lainnya di dalam polybag kemudian menyiramnya dengan air secukupnya dan dipelihara selama 2
minggu.
4.
Mengukur
panjang daun pada hari ke 3, ke 5, ke 7, ke 10 dan hari ke 14.
5.
Menetukan
panjang rata-rata dari daun setiap seri pengukuran.
6.
Membuat
grafik dan laporan hasil pengamatan.
DAFTAR
PUSTAKA
Garner,
F.P., 1999, Fisiologi Tanaman
Budidaya, UI Press, Jakarta
Latunra, A.I., 2011, Penuntun Praktikum Struktur Perkembangan
Tumbuhan II, Universitas Hasanuddin, Makassar.
Salisbury, F.B. dan Ross, C.W., 1995, Fisiologi Tumbuhan Jilid 2, ITB Press,
Bandung.
Sitompul, S.M., 1995, .Analisis
Pertumbuhan Tanaman, UGM Press, Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar