LAPORAN PRAKTIKUM
STRUKTUR DAN
PERKEMBANGAN TUMBUHAN II
PRCOBAAN
V
PENGARUH
PENCEMARAN UDARA TERHADAP PERTUMBUHAN
NAMA : ERVIANI LESTARI
NIM : H41109271
KELOMPOK : IV (EMPAT)
ASISTEN : ANDI DARMAWANSYAH
LABORATORIUM BOTANI JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2011
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Udara sangatlah berkaitan dengan kelangsungan semua organisme yang ada
dimuka bumi ini. Udara merupakan campuran gas yang terdapat pada lapisan yang
mengelilingi bumi. Komposisi campuran gas tersebut tidak terlalu konstan,
komponen yang konsentrasinya paling bervariasi adalah air dalam bentuk uap dan
karbondioksida (CO2) (Latunra, 2011).
Pencemaran udara berarti hadirnya satu atau beberapa kontaminan di dalam
udara atmosfir di luar, seperti debu, gas, kabut, bau-bauan, asap atau debu
dalam kuantitas yang banyak dengan berbagai sifat sehingga dapat menimbulkan
gangguan-gangguan terhadap kehidupan manusia, tumbuhan ataupun hewan (Latunra,
2011).
Pencemaran udara merupakan salah satu dampak dari banyaknya kegiatan
manusia yang tidak bersahabat dengan alam yang biasanya disebabkan oleh limbah
hasil buangan kendaraan bermotor. Untuk lebih mengetahui dampak negatif dari
adanya pencemaran udara maka dilakukanlah percobaan ini.
I.2
Tujuan percobaan
Tujuan diadakannya
percobaan ini adalah untuk mengetahui pengaruh gas polutan terhadap stuktur
stomata daun Pterocarpus indicus (angsana).
I.3
Waktu dan Tempat Percobaan
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 3 Mei 2011, pukul
14.00-16.00 WITA. Bertempat di Laboratorium Botani, Jurusan Biologi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Pencemaran udara didefinasikan sebagai terdapatnya gas,cairan
atau zat serta bau-bauan yang terkandung di bahan-bahan tersebut terdapat di
udara dan memberi kesan negative kepada
makhluk hidup yang ada di muka bumi seperti manusia, tumbuhan dan hewan. Ini
disebabkan karena bahan-bahan tersebut akan masuk ke tubuh manusia sistem
pernafasan dengan cara menyekat pengaliran oksigen ke seluruh tubuh, hal ini
dapat menimbulkan berbagai penyakit. Bukan hanya manusia yang akan mendapat
dampat yang negatif tetapi tumbuhan dan hewan juga ( Marjono, 2011).
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi
fisik, kimia, atau biologi di atmosfer yang dapat membahayakan kehidupan
makhluk hidup, mengganggu dan kenyamanan, atau merusak properti. Pencemaran
udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia.
Beberapa definisi gangguan fisik pembongkaran polusi suara, panas, radiasi atau
polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara ( sifat alami udara mengakibatkan
dampak pencemaran udara dapat langsung pajaknya dan lokal, regional, maupun
global (Simpons, 1890).
Klasifikasi pencemaran udara
dibagi atas 2 yaitu (Simpons, 1890):
a. Pencemaran udara primer
Pencemaran
udara secara primer adalah adanya penghasilan sulfur monoksida dan karbon
monoksida akibat proses pembakaran atau dengan kata lain pencemaran primer
adalah substansi pencemaran udara yang ditimbulkan langsung dari sumber
pencemaran. Contohnya Karbon monoksida
yang berasal dari kawasan industri.
b. Pencemaran udara sekunder
Pencemaran udara sekunder adalah tindak balas dari belerang
dioksida yang bergabung dan membentuk gas-gas regular tidak oleh makhluk hidup
yang ada dimuka bumi atau dengan kata lain pencemaran sekunder adalah substansi
pencemaran yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer.
Contohnya adalah pembentukan ozon dari efek rumah kaca.
Atmosfer merupakan sebuah sistem yang kompleks, dinamik, dan
sederhana. Tetapi akhir-akhir ini keadaan atmosfer sangat memprihatikan karena
banyak pencemaran udara dan hubungannya dengan terjadinya pemanasan global,
perubahan iklim dan deplesi ozon di stratosfer semakin meningkat (Salisburi,
dkk, 1995).
Kondisi
udara di dalam atmosfer tidak pernah ditemukan dalam keadaan bersih,
melainkan sudah tercampur dengan gas-gas lain dan partikulat-partikulat yang
tidak kita perlukan. Gas-gas dan partikulat-partikulat yang berasal dari
aktivitas alam dan juga yang dihasilkan dari aktivitas manusia ini
terus-menerus masuk ke dalam udara dan mengotori/mencemari udara di lapisan
atmosfer khususnya lapisan troposfer (Campbell, dkk, 2003).
Berikut adalah sumber- sumber penyebab terjadinya pencemaran
udara yaitu ( Anonim, 2011):
1.
Kegiatan
Manusia, terdiri atas:
·
Transportasi,
dengan adanya transportasi seperti mobil, motor dan semacamnya yang
mengeluarkan sisa-sisa oksigen yang berupa zat-zat monoksida yang berbentuk
polutan akan mengakibatkan polusi udara. Semakin banyak transportasi yang
menggunakan bahan bakar dalam hal ini mesin akan semakin meningkat pula
terjadinya pencemaran udara.
·
Industri,
dengan adanya indukstri seperti halnya pabrik-pabrik yang tidak menampung
limbahnya maka akan meningkatkan terjadinya pencemaran udara.
·
Pembangkit
listrik, dengan uap atau asap dari pembangkit listrik akan memicu adanya
pencemaran uadara
·
Pembakaran,
dengan mengadakan pembakaran yang berlebihan akan mengakibatkan kandungan
monoksida dan karbon diaksida akan meningkat
2. Sumber Alami
·
Gunung
berapi, dengan adanya gunung merapi secara tidak langsung jumlah kandung
monoksida dan karbon dioksida akan bertambah dan mengakibatkan terjadinay
pencemaran udara.
·
Nitrifikasi
dan denitrifikasi biologi, dengan adanya nutrifikasi akan mengakibatkan kemampuan
dari tanaman untuk menyerap karbon dioksida yang ada tidak terpenuhi.
3.
Sumber-sumber lain, selain dengan cara alami dan tingkah laku
manusia adanya pencemaran udara disebabkan juga oleh ( Marjono, 2011):
·
Transportasi
amonia
·
Kebocoran
Tangki klor
·
Timbulan
gas metana dari lahan uruk / Tempat pembuangan sampah
Jenis- jenis dari zat yang
mengakibatkan terjadi pencemaran udara yaitu ( Salisbury, dkk, 1995):
1. Particulate Matter (PM)
Penelitian
epidemiologis pada manusia dan model pada hewan menunjukan PM10 (termasuk di
dalamnya partikulat yang berasal dari diesel/DEP) memiliki potensi besar
merusak jaringan tubuh. Data epidemiologis menunjukan peningkatan kematian
serta eksaserbasi/serangan yang membutuhkan perawatan rumah sakit tidak hanya pada
penderita penyakit paru (asma, penyakit paru obstruktif kronis, pneumonia),
namun juga pada pasien dengan penyakit kardiovaskular/jantung dan diabetes.
2. Ozon
Ozon merupakan oksidan
fotokimia penting dalam trofosfer. Terbentuk akibat reaksi fotokimia dengan
bantuan polutan lain seperti NOx, dan Volatile organic compounds. Pajanan
jangka pendek/akut dapat menginduksi inflamasi/peradangan pada paru dan
menggangu fungsi pertahanan paru dan kardiovaskular. Pajanan jangka panjang
dapat menginduksi terjadinya asma, bahkan fibrosis paru. Penelitian
epidemiologis pada manusia menunjukan pajanan ozon yang tinggi dapat
meningkatkan jumlah eksaserbasi/serangan asma.
3. NOx dan Sox
NOx dan SOx merupakan
co-pollutants yang juga cukup penting. Terbentuk salah satunya dari pembakaran
yang kurang sempurna bahan bakar fosil. Penelitian epidemologi menunjukan
pajanan NO2,SO2 dan CO meningkatkan kematian/mortalitas akibat penyakit
kardio-pulmoner (jantung dan paru) serta meningkatkan angka perawatan rumah
sakit akibat penyakit-penyakit tersebut.
Dampak-dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran udara dalam
kehidupan sehari-hari (Salisbury, dkk, 1995):
1.
Dampak
terhadap manusia
Substansi
pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh melalui sistem pernapasan.
Jauhnya penetrasi zat pencemar ke dalam tubuh bergantung kepada jenis pencemar.
Partikulat berukuran besar dapat tertahan di saluran pernapasan bagian atas,
sedangkan partikulat berukuran kecil dan gas dapat mencapai paru-paru. Dari
paru-paru, zat pencemar diserap oleh sistem peredaran darah dan menyebar ke seluruh
tubuh.
2. Dampak terhadap tanaman
Tanaman yang tumbuh di
daerah dengan tingkat pencemaran udara tinggi dapat terganggu pertumbuhannya
dan rawan penyakit, antara lain klorosis,
nekrosis, dan bintik hitam. Partikulat yang
terdeposisi di permukaan tanaman dapat menghambat proses fotosintesis.
Hujan
asam
PH
biasa air hujan adalah 5,6 karena adanya CO2 di atmosfer. Pencemar udara
seperti SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan pH
air hujan. Dampak dari hujan
asam
ini antara lain : mempengaruhi kualitas air permukaan, merusak tanaman dan melarutkan
logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga mempengaruhi kualitas air
tanah dan air permukaan.
BAB III
METODE PERCOBAAN
III. 1 Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan ini
adalah mikroskop dan objek glass
III. 2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah Mimusops
elengi (daun
tanjung) Chrysalidocarpus litescens
(daun palem kuning), Swietenia macrophylla
(daun mahoni) Pterocarpus indicus (daun
angsana) yang berada di pinggiran
kota dan pusat kota, kutex bening, tissue roll, air dan selotip bening.
III. 3 Cara Kerja
Prosedur kerja dari percobaan ini adalah :
1.
Sampel
daun tumbuhan dari pinggiran kota dan pusat kota dibersihkan dengan tissu.
2.
Sampel
daun yang telah dibersihkan dolesi dengan kutex di bawah permukaan daun.
3.
Setelah
kutex agak kering daun ditutup dengan menggunakan selotip bening.
4.
Setelah agak lama, selotip bening diangkat dan
ditempelkan pada kaca objek glass kemudian diamati di bawah mikroskop
5.
Amati dan gambar hasil yang didapat.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1
Hasil
Tabel
Pengamatan Stomata pada daun Pterocarpus
indicus (angsana).
Perbedaan
|
Daun di pinggiran
kota
|
Daun di pusat kota
|
Bentuk stomata
|
Berukuran besar
|
Berukuran kecil
|
Warna
|
Tidak terdapat warna
hitam pada stomata
|
Terdapat kehitaman
pada stomata
|
IV.2
Pembahasan
Polusi atau pencemaran lingkungan menyebabkan berubahnya tatanan
lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas
lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan tidak
dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan
pencemaran disebut polutan. Suatu zat dikatakan sebagai polutan bila
keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makhluk hidup. Contohnya,
karbon dioksida dengan kadar 0,033% di udara berfaedah bagi tumbuhan, tetapi
bila lebih tinggi dari 0,033% dapat memberikan efek merusak.
Pada percobaan ini, digunakan daun Pterocarpus indicus (angsana) dimana
daun angsana ini diambil pada tempat yang berbeda yaitu di pusat kota dan di
pinggiran kota sehingga daun tersebut
ada yang berpolusi dan ada
yang tidak berpolusi.
Digunakan dua daun yang diambil di tempat yang berbeda supaya kita dapat melihat perbedaan antara bentuk stomata
pada daun yang berpolusi dan tidak terkena polusi. Dimana sebelum
diamati di bawah mikroskop kedua
daun tersebut dibersihkan terlebih dahulu kemudian diolesi dengan kutex
bening kemudian diletakkan selotip bening diatasnya. Hal ini bertujuan untuk mengambil bagian epidermis
bawah daun yang akan diamati bentuk stomatanya.
Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh bahwa pada daun yang diambil
di pusat kota memiliki bentuk stomata
yang berukuran kecil serta terdapat warna hitam disekitar stomata
(berpolusi tinggi). Hal ini disebabkan
oleh banyaknya karbon monoksida
(CO) yang berasal dari luar
selain itu adapula debu yang menutupi stomata sehingga bentuk
stomatanya menjadi kecil. Gas karbon monoksida (CO) merupakan
gas tidak berwarna dan tidak berbau, bersifat racun, merupakan hasil pembakaran
yang tidak sempurna dari bahan buangan mobil, motor dan mesin letup. Gas CO
dalam udara murni berjumlah 0,03%. Bila melebihi toleransi dapat mengganggu
pernapasan. Selain itu, gas CO yang terlalu berlebihan di bumi dapat mengikat
panas matahari sehingga suhu bumi panas. Sedangkan pada daun yang diambil di pinggiran
kota memiliki bentuk stomata yang
berukuran besar karena kurangnya karbon monoksida yang menempel dan menutupi permukaan
daun.
Melihat
perbedaan dari kedua daun tersebut menunjukkan perbandingan laju fotosintesis antara daun yang berpolusi dan tidak
berpolusi berbeda yang mana daun berpolusi memilik
laju fotosintesis yang rendah sedangkan pada daun yang tidak berpolusi laju
fotosintasisnya tinggi.
Selain
itu, perbedaan lainnya antara daun yang terkena polusi dengan daun yang tidak
berpolusi yaitu terlihat dari warna daunnya dimana pada daun yang berpolusi
berwarna hijau kehitaman. Warna hijau kehitaman ini menunjukkan banyaknya
karbon monoksida (CO), selain itu adapula zat-zat lain yang berasal dari
lingkungan yang berupa SO2 dan NO2.
Kedua partikel ini bersama dengan partikel cair membentuk embun, membentuk awan
dekat tanah yang dapat mengganggu pernapasan yang menempel di permukaan
daun, sedangkan daun yang tidak berpolusi berwarna hijau muda.
Stomata merupakan celah atau lubang pada
daun sebagai tempat masuknya cahaya untuk proses fotosintesis. Fotosintesis merupakan suatu proses pembentukan zat makanan atau energi yaitu
glukosa yang dilakukan tumbuhan, alga,
dan beberapa jenis bakteri dengan menggunakan zat hara,
karbondioksida, dan air serta bantuan energi cahaya matahari. Hubungan antara stomata dengan fotosintesis
yaitu bahwa proses fotosintesis berlangsung didaun dengan bantuan sinar
matahari, sedangkan stomata terdapat di daun pula yang merupakan lubang masuknya
cahaya matahari serta suatu senyawa-senyawa (misalnya CO, NO2,
SO2). Sehingga
dapat disimpulkan bahwa tanpa adanya stomata maka proses fotosintesis tidak
akan berjalan dengan baik.
BAB V
PENUTUP
V.1
Kesimpulan
Dari
hasil percobaan yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh dari gas
polutan terhadap struktur stomata menunjukkan bahwa daun yang terdapat di
pinggiran kota memiliki stomata yang besar sedangkan daun yang terdapat pada
pusat kota memiliki stomata yang kecil serta terdapat warna hitam disekitar
stomata.
V.2
Saran
Sebaiknya
alat-alat yang ada pada laboratorium harus lebih lengkap lagi terutama
mikroskop sehingga lebih menunjang praktikan selama melakukan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,
2011. Pencemaran Udara. http://id.wikipedia.com,
diakses pada tanggal 3 Mei 2011, pukul 20.10 WITA.
Campbell,
N. A, J. B. Reece dan
L. E. Mitchell, 2003. Biologi.
Erlangga, Jakarta.
Latunra,
A.I., 2011. Penuntun Praktikum Struktur
Perkembangan Tumbuhan II. Universitas Hasanuddin, Makassar.
Marjono,
2008. Jenis Pencemaran Udara. http://id.wikipedia.com, diakses pada tanggal 3 Mei 2011, pukul
20.08 WITA.
Salisbury,
F.B. dan C.W. Ross,
1995. Plant Physiology. CBS Publishers and
Distributor, India.
Simpson, 1890. Fisiologi Tumbuhan. PT Gramedia, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar